10 Januari 2006

Manajemen Fundraising Zakat dan Wakaf

STUDI KASUS POLA DAN STRATEGI PENGGALANGAN DANA SOSIAL

Melakukan penggalangan dana umat secara profesional dan inovatif. Seperti layaknya lembaga filantropi modern, dengan menggunakan strategi direct mail, media campaign, membership, special event dan Zakat On-line, galang dana lewat strategi modern lainnya dalam menggalang dana Zaqkat, Infaq, Shodaqoh, Waqaf dan Qurban. Pengemasan daging Qurban dalam kornet, dan sebagainya.

a. Direct mail

Untuk meningkatkan efektivitas biaya timnya, Juwaini pertama kali mengembangkan mailing list, mengumpulkan nama dan alamat yang dikumpulkan dari perusahaan atau aosiasi bisnis juga oragnisasi nirlaba, seperti IPHI, ikatan Advokat dll. Keberhasilan dari direct mail ini cukup kecil. Dari 50 surat yang dikirim setiap harinya rata-rata hanya 1 sampai 2 orang saja yang terjaring sebagai donator.

b. Kampanye di media/ media campaign

Kami memilih Republika, tabloid Adil dan Tabloid Tekad sebagai sarana promosi dan penggalangan dana dari masyarakat. Ketiga media di atas dipilih karena pembaca utamanya komunitas muslim yang menjadi target utama mereka. Ketiganya menjangkau 300.000 pembaca yang kebanyakan kelas menengah dengan penghasilan yang tinggi. Penyumbang juga dapat melihat nama mereka dala daftar penyumbang yang dipublikasikan secara teratur oleh DD melalui media tersebut. Mereka juga diberikan informasi ke mana sumbangan deserahkan.

c. Keanggotaan

Produk yang dipilih untuk strategi ini adalah kartu keanggotaan yang dinamai Kartu Ukhuwah (KU) yang berarti kartu silaturhmi. Agar kartu bernilai bagi penyubang , DD membuat perjanjian dengan Bank komersial, Bank Muamalat Indonesia, KartUkhuwah berfungsi sebagai kartu ATM di BMI.

d. Menggalang dana perusahaan

Ada tiga program kerja sama yang dilakukan DD dengan beberapa perusahaan :

v Zakat Perusahaan

DD menawarkan program kerja sama dengan perusahaan atau kelompok karyawan pearusahaan untuk mengelola dana ZIS yang mereka keluarkan. DD juga menawaarkan program siosial seperti beasiswa aau bantuan social untuk biciayai lewat ZIS yang terkumpul dari perusahaan itu.

v Program pendukung

Dalam program kerja sama ini perusahaan menyerahkan sejumlah dana untuk mendukung sebuah program yang dilakukan DD. Misalnya API (Asosiasi Pertambangan Indonesia), pertamina masing-masing menyerahkan Rp.100 juta dan Rp.10juta untuk mendukung program beasiswa yang dikembangkan DD.

v Cause related marketing

Perusahaan menyisikan keuntungan yang diperolehnya dari produk yang dijual atau ari transaksi penjualan. Misalnya, PT Dunkindo Lestari yang memproduksi makanan Dunkind Donuts menyisikan Rp.100 dari setiap transaksi yang terjadi di seluruh tokonya.

Kesan profesionalisme juga nampak dengan adanya devisi khusus penggalang dana atau devisi marketing yang menjadi semacam ”mesin pencari” dana lembaga tersebut. Lewat divisi inilah berbagai program yang berkaitan dengan penggalangan dana digarap, seperti merancang strategi fundraising, melakukan kampanye, mencari donatur baru, menyusun data base, dan kegiatan lainnya. Untuk menjaga komunikasi dan loyalitas donaturnya, DD memberikan fasilitas khusus kepada mereka., memberikan kartu anggota yang berfungsi sebagai kartu diskon di beberapa perusahaan yang menjadi mitra mereka. Kartu ini juga berfungsi sebagai kartu ATM yang memudahkan donatur dalam menyalurkan sumbangannya. Mereka juga berupaya menjaga menjaga hubungan baik dengan para donatur dengan cara mengirimkan souvenir, kartu lebaran, atau kartu ulang tahun, dan majalah gratis pada para donatur. Selain itu, beberapa lembaga juga memberikan pelayanan jemputan atau pengambilan bagi donatur yang ingin dananya diambil di rumahnya.

Dengan begitu mereka merasa lebih dihargai dan menjadi donatur yang loyal. Dengan strategi itulah lembaga tersebut berhasil meraih kepercayaan masyarakat dan menggalang dana dalam jumlah besar. Dengan dukungan dana umat inilah mereka bisa sustainable dalam mendanai program maupun lembaganya. Keberhasilan tersebut tentu membanggakan mengingat lembaga-lembaga sosial lainnya masih mengalami kesulitan dalam mendapatkan dana

Yayasan Imdad Mustad’afin (YASMIN) ”barang bekas membuat cerdas”[2]

Donatur Yasmin bisa dikategorikan menjadi dua bagian. “ada donor yang memberikan dana atau menghibahkan barang khusus untuk program beasiswa. Dana dari donatur yang memberikan sejumlah dana atau hibah barang dan menyerahkan kepada yasmin untuk mengelola dan menggunakannya untuk program-program Yasmin.

Daarut Tauhiid (dari kencleng ke dana produktif)[3]

1. Sejarah Daarut Tauhiid

Sejarah Yayasan Daarut Tauhiid berawal tahun 1987, ketika beberapa mahasiswa dari beberpa perguruan tinggi di Bandung yang tergabung dalam KWIM (Keluarga Mahasiswa Islam Wiraswasta) merintis usaha wiraswasta. Kelompok yang dikoordinir Abdullah Gymnastiar ini membuka beberpa usaha kecil, agen Koran, percetakan dll.

Kegiatan KWIM ini dari hari kehari semakin berkembang seiring dengan makin banyaknya masyarakat yang mengikuti kegiatan mereka. Untuk mewadahinya maka pada 4 september 1990 mereka secara resmi mendirikan Yayasan Daarut Tuhiid. Kegiatan kelompok itu kemudian dipusatkan di daerah Geger Kalong dengan menyewa sebuah rumah kontrakan sederhana berkamar 20 yang sebelumnya dipakai tempat kost mahasiswa. Di tempat inilah, yaysan membangun pesantren (Lembaga Pendidikan Islam) sebagai basis kegiatan pendidikan, ekonomi, maupun dakwah.

Menjelang akhir 1997, sarana perekonomian menjadi lebih lengkap dengan didirikannya gedung Kopontren DT berlantai 4. tahun 1998, DT melengkapi unit usahanya dengan mendirikan Cottage Daarul Jannah. Dari berbagai unit usaha yang ada, nilai penghasilan yang diraih lebih dari Rp. 400 juta perbulan. Nilai asetnya per Desember 2000 mencapai Rp. 8 miliar.

Berawal dari rapat Pengurus Yayasan Daarut Tauhiid pada tanggal 16 Juni 1999, yang memahami keadaan dana ZIS yang dikelola oleh Pesantren Daarut Tauhiid pada saat itu belum optimal dan timbulnya pemikiran untuk juga mengoptimalkan potensi jamaah Pesantren Daarut Tauhiid sehingga diputuskan bahwa perlu ada peningkatan kinerja Badan Pengelola zakat, infaq dan shadaqah (ZIS) secara profesional, amanah dan jujur, berlandaskan pada Ukhuwah Islamiyah. Untuk itu, diperlukan juga strategi-strategi baru yang efektif dan efisien dalam mengelola dana yang dihimpun dari ZIS, sehingga pada gilirannya dapat menjadi suatu kekuatan ekonomi masyarakat. Berangkat dari pada hal ini maka Yayasan Daarut Tauhiid memutuskan untuk mendirikan Dompet Peduli Ummat (DPU).

Dari aspek legal formal, DPU-DT dikukuhkan sebagai Lembaga Amil Zakat Daerah Jawa Barat oleh Gubernur Jawa Barat tanggal 19 Agustus 2002. Di tahun 2004 DPU-DT berhasil menjadi LAZNAS pada tanggal 13 Oktober 2004 sesuai dengan SK Menteri Agama No. 410 tahun 2004.

2. Melembagakan fundraising

Dompet Peduli Umat (DPU) merupakan lembaga khusus yang dibentuk untuk menggalang dana masyarakat. Dibentuk awal 2000, setelah pengurusan yaysan melakukan kunjungan pada bulan Juli 2000 Aa Gym mendapat undangan ceramah dari Yayasan Dana Sosial Al-Falah (YDSF) Surabaya pada acara silaturahmi donatur Donatur YDSF dan sekembalinya dari sanalah Aa Gym memiliki semangat baru untuk mengembangkan DPU dengan menyebarkan 10.000 lembar formulir penawaran donatur tetap DPU. Alhamdulillah sampai saat ini jumlah donatur yang menjadi anggota DPU sejumlah 34.561 orang.

3. Pola dan strategi penggalangan dana

DPU-DT secara efektif menjalankan aktifitasnya pada bulan Juni 2000, strategi-strategi pengggalangan dana yang dilakukan DPU DT diantaranya sebagai berikut :

  1. Kencleng Umat

Adanya kerjasama antara Pesantren Daarut Tauhiid dengan Radio Paramuda 93.9 FM kemudian atas permintaan masyarakat, acara ceramah direlay dua radio lain di Bandung, yakni Radio Gabesha FM, dan Radio Ditasari FM. Dalam acara ceramah subuh KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym), telah melahirkan ide untuk mendirikan stasiun radio sendiri yang dananya berasal dari para pendengar siaran ceramah subuh, maka pada bulan Juli 1999 DPU DT memulai program “Kencleng Ummat” untuk menghimpun dana guna pembuatan stasiun radio ummat, dengan slogan “Kencleng Ummat, kucruk…kucruk…kucruk”

  1. Kampanye di Radio

Tanggal 9 Desember 1999 lahirlah stasiun radio ummat yang diberi nama “MQ 1026 AM Radio Ummat” yang dihasilkan dari uang pecahan Rp.100,- yang dihimpun oleh ummat selama lebih kurang 6 bulan (Juli-Desember) melalui Dompet Peduli Ummat. MQ menjadi semacam Brand Image bahwa radio lebih mengkhusukan pada pendidikan, dakwah, informasi, danpenggalangan dana umat. Dana yang terhimpun mencapai Rp.1-2 juta per bulan.

Baitul Maal Muamalat (WAQTUMU) “wakaf tunai muamalat[4]

1. Pendahuluan

Memasuki tahun 2000 tepatnya tanggal 16 Juni, dua direksi BMI pada waktu itu, A. Riawan Amin dan Suhadji L., bersama Wahyu Dwi Agung membentuk Baitulmaal Muamalat (BMM) yang independen dan terpisah dari struktur BMI. Berikutnya pada tahun 2001 BMM secara resmi mendapatkan pengakuan hukum dari Departemen Agama RI sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional.

Nama Baitulmaal berasal dari kata dalam bahasa arab. Bait berarti rumah dan maal berarti harta. Pada masa awal terbentuknya masyarakat Islam di jazirah Arab, Baitulmaal merupakan sebuah institusi yang menangani penghimpunan dan pendistribusian dana zakat. Selain itu lembaga ini memiliki kewenangan meng-audit kekayaan orang-orang kaya dan menentukan besaran zakat yang harus dikeluarkan.
Peran dan fungsi BMM pada dasarnya mengacu pada definisi baitulmaal pada masa awal pemben-tukannya. Namun dalam perjalanannya BMM tumbuh dan membangun kompetensi sebagai jembatan pemberdayaan usaha mikro di Indonesia.

Bmm memiliki seperangkat prinsip kerja yang menjadi spirit dalam mengembangkan diri dan memberi nilai tambah kepada seluruh stakeholder. Prinsip tersebut terdiri dari :

· independen

· amanah

· profesional

· sesuai kaidah

2. Manfaat Waqaf Tunai Muamalat

· Hasil pengelolaan wakaf tunai dapat terdistribusi dengan tepat kepada yang berhak.

· Memberikan kenyamanan dan ketenangan kepada peserta sebagai amaliah yang terus mengalir dunia dan akhirat.

3. Layanan untuk Waqif

· Laporan perkembangan dan penyaluran dana wakaf dikirim atau diumumkan melalui media masa setiap awal tahun

· Sebagai bukti kepesertaan adalah sertifikat Wakaf Tunai Muamalat

· Layanan informasi posisi dana peserta dan lain-nya dapat dilakukan via telepon[5]

REFERENSI

  1. Website Dompet Dhuafa, BMM, Daarut Tauhiid,
  2. Lili bariadi, Muhammad Zeindan M. Hudri. Zakat & Wirausaha.Pustaka Amri. 2005
  3. Zaim Saidi, dkk. Pola dan Strategi Penggalangan Dana Sosial di Indonesia. Pirac


[1] www.dompetdhuafa.com

[2] http://www.yasmin-barbeku.org/component/banners/click/17.html

[3] www.daruttauhid.com

[4] Lili bariadi, Muhammad Zeindan M. Hudri. Zakat & Wirausaha.Pustaka Amri. 2005

[5] Zaim Saidi & Hamid Abidin.Menjadi Bangsa Pemurah, Wacana dan Praktek